"Kata Bagai Udara Yang Tak Pernah Habis... Bagai Bintang Yang Mampu Menyeberangi Dimensi Secara Dinamis..."

Senin, 16 Mei 2011

Rab Ne Bana Di Jodi


Wahai Bidadari… Engkau, bagiku.. adalah wanita terindah yang pernah kutemui… pesonamu telah tampak begitu jelas sejak pertama kali kau muncul di depanku… sungguh… hatiku telah tertambat padamu semenjak pagi itu… sepoi angin yang meniup lembut jilbab dan balutan pakaian lebarmu… langkahmu anggun menapak jalan yang terbentang di depanmu… tak ada kata yang mampu terucap dari bibir… hanya mata pancarkan pujian lewat tatapan yang terus tertuju padamu… meski tentunya kau tak tahu… meski tentu engkau tak pernah sadar akan keberadaanku… saat itu…
           Tak pernah bisa terlupa apa yang kulihat darimu… sekali itu, telah cukup bagiku… hatiku seolah berkata bahwa rusukku akan terlengkapi olehmu… ingin aku realisasikan ikrar semu ini… harapku mimpi itu akan jadi nyata… mengukir janji suci sumpah setia sehidup semati bersamamu… ingin… ingin sekali aku melakukan semua itu… ingin aku arungi sisa hidup bersamamu… ingin aku bersama sampai surga…
Tujh mein Rab dikhta hai… yaara mein kya karun… yaara mein kya karun… aku melihat dalam dirimu sebuah kesempurnaan… bukan berarti aku menyamakan dengan Tuhan… sama sekali bukan… namun sebagai insane biasa aku memiliki keterbatasan dalam penilaian… terlepas dari segala kekuranganmu yang tak kuketahui… namun bagiku engkau sempurna… wanita seperti engkaulah yang selama ini aku damba… wanita seperti engkaulah yang mengisi asa dan imaji… wanita seperti engkaulah yang selalu aku impikan…
Namun Rab Ne Bana Di Jodi… Tuhan telah menciptakan pasangan masing-masing orang… sebuah ketetapan yang tak akan pernah bisa diubah… meski telah kuungkapkan bahwa suatu saat aku ingin berdampingan denganmu di pelaminan… bukan berarti jaminan impian jadi kenyataan… meski telah kau katakan bahwa kau memiliki pegangan sendiri dan tak memungkinkan bersamaku… namun semua masih bisa berubah seiring berjalannya waktu… ya… semua masih berupa misteri, bagimu maupun bagiku… aku tak tahu siapa pasanganku nanti, begitu pula dirimu… kita bisa saja bersatu… namun mungkin pula kita tak mendapat restu…
Karena itu… yaara mein kya karun?? What should I do?? Que faire?? Apa yang harus kulakukan?? Aku hanya bisa berusaha untuk memperbaiki diriku… diriku yang sekarang sangatlah tak pantas untuk berada di sampingmu… itu ikrarku yang pernah kuungkapkan kepadamu… dan aku akan berusaha untuk memenuhi hal itu… terlepas dengan apapun hasil yang akan kudapati nanti… karena itu biarkan rasa ini kusimpan dan kusemai dalam hati… sampai Sang Pemilik Hati menunjukkan jalan dan tujuan… ke mana dia akan berlabuh.. kepadamu.. atau kepada lain hati… biarlah… biarlah Dia menumbuh suburkan cinta atau menghapusnya… biarkan Dia yang mengatur semua... aku hanya melakukan apa yang aku bisa..
Dan tahukah kau wahai Bidadari… aku akan sangat merindukanmu jika engkau memang akan benar-benar berkelana ke negeri sakura… namun tak akan kucegah meski kau ke ujung dunia sana… karena itu salah satu mimpi yang ingin kau genggam… aku hanya bisa mendoakan semoga engkau selalu dilimpahi segala kebaikan dan keberkahan oleh-Nya… dan aku juga akan menggapai citaku sendiri… kita gapai cita kita berdua yang sedikit banyak sama dan berbeda… semoga nanti di suatu waktu kita akan bertemu… berjumpa lagi… dalam bentuk keputusan terindah-Nya…
Amin…
Terima kasih ya Allah, engkau telah anugerahkan Bidadari yang begitu indah di dunia…

Aishiteru Hime-sama… Hinata Neesan… ;)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar