Nafas masih terhembus,
pelan, meyakinkan
Usia masih diberi garansi,entah, sampai kapan
Ruh masih menjadi penghuni
jasad, menunggu panggilan
Ujung yang takkan pernah
terlihat, tak jarang membingungkan
Lamun kadang menyapa, beri
senyum dalam semu khayalan
Zona kehidupan memasuki
sepertiga kedua
Umur peralihan dari remaja
menuju awal dewasa
Lika-liku makin panjang,
seakan menantang teguhnya asa
Imaji memang tak lagi
sebebas bayi yang sanggup menembus batas angkasa
Akal pun bergejolak,
mencoba mendobrak tatanan dunia
Namun semua itu hanyalah
setapak cobaan di pelupuk mata
Akankah kau bisa langkahinya? harus! itu satu-satunya kata!
Apa yang sesungguhnya kau cari di bumi yang kecil ini
Lihatlah alam yang begitu luas membentang seolah tak bertepi
Hidup bukan tujuan, melainkan
hanya batu loncatan
Ada tempat terindah di sana yang masih harus dituju
Di sini hanyalah
persinggahan, tempat menanam benih tanaman
Insan sejati akan memetik
hasilnya di muara cinta penuh janji itu
Semai setitik demi setitik, selarik demi selarik
Apapun kebajikan yang kau punya
Petuah-petuah yang selalu bersenandung di kepala
Untaian nada-nada surgawi yang dengannya engkau dididik
Tuliskan walau sebait, goreskan meski sebaris, ungkapkan walau
sekata
Riuh rendah kanan kiri usah engkau hiraukan
Ikrar dan tekadmu pasti akan dibukakan jalan