"Kata Bagai Udara Yang Tak Pernah Habis... Bagai Bintang Yang Mampu Menyeberangi Dimensi Secara Dinamis..."

Minggu, 29 Mei 2011

DUNIA

Berjuta puja, berjuta cerca
Di tengah nyawa-nyawa menyemut
Di sela harap asa menyelimut
Beruntai merantai sejalan masa

Hasrat tak jua kunjung surut
Tak terbendung cawan keadilan
Mengoyak nurani yang telah ciut berlumut
Menggelegak memecah akal pikiran para insan

Tiada dinyana namun nyata
Tak semua dirundung duka
Tak semua berbalut nista
Dan tak semua hanya dibuai suka

Patut tersimpan segenap rasa percaya
Patut terpampang segala wujud upaya
Usah hanya gelisah
Usah hanya berkeluh kesah
Yakinkan semua ‘kan berubah

PEMIMPIN

Bukan berkuasa tapi bersahaja
Bukan keras kepala tapi hati sutera
Bukan menuntut tapi dituntut
Bukan mengeluh tapi berpeluh
Bukan berseteru tapi bersatu
Bukan mumpung mujur tapi jujur
Bukan mengoreksi tapi sadar diri
Bukan bermimpi tapi bervisi
Bukan tertawa tapi mencipta tawa
Bukan berbusung dada tapi tundukkan kepala
Bukan sempurna tapi berupaya
Dengan jiwa baja menantang aral dunia
Karena kalian dipercaya
Karena kalian menanggung nyawa

BARISAN

Selalu rapi namun tiada bertepi

Mampu memperindah yang mengikuti

Selalu anggun meski tiada pernah sendiri

Rapi selalu walau setaklengkap apapun dirimu

Bertambahnya jumlahmu tak kurangi akalmu tuk menyatu

Bercampur, berbaur eratkan jalinan makna di antaramu

Bukan mencari kesempurnaan

Hanya harapkan kelengkapan

Hanya wujudkan kebersamaan

Di tengah sama dan beda

Bisa berhenti

Namun tak kan mati

MERINDU

Mentari di mana engkau kini
Tampakkan diri
Sinari
Hangatkan hati yang sendiri

Wahai bintang
Jangan kau simpan cahya terang
Biar menyala
Kerlipkan jiwa yang terluka dalam gulita

Berikan suka
Ciptakan senyum ceria
Hapuskan gundah gulana
Abadikan bahagia di antara semua

Senin, 16 Mei 2011

Rab Ne Bana Di Jodi


Wahai Bidadari… Engkau, bagiku.. adalah wanita terindah yang pernah kutemui… pesonamu telah tampak begitu jelas sejak pertama kali kau muncul di depanku… sungguh… hatiku telah tertambat padamu semenjak pagi itu… sepoi angin yang meniup lembut jilbab dan balutan pakaian lebarmu… langkahmu anggun menapak jalan yang terbentang di depanmu… tak ada kata yang mampu terucap dari bibir… hanya mata pancarkan pujian lewat tatapan yang terus tertuju padamu… meski tentunya kau tak tahu… meski tentu engkau tak pernah sadar akan keberadaanku… saat itu…
           Tak pernah bisa terlupa apa yang kulihat darimu… sekali itu, telah cukup bagiku… hatiku seolah berkata bahwa rusukku akan terlengkapi olehmu… ingin aku realisasikan ikrar semu ini… harapku mimpi itu akan jadi nyata… mengukir janji suci sumpah setia sehidup semati bersamamu… ingin… ingin sekali aku melakukan semua itu… ingin aku arungi sisa hidup bersamamu… ingin aku bersama sampai surga…
Tujh mein Rab dikhta hai… yaara mein kya karun… yaara mein kya karun… aku melihat dalam dirimu sebuah kesempurnaan… bukan berarti aku menyamakan dengan Tuhan… sama sekali bukan… namun sebagai insane biasa aku memiliki keterbatasan dalam penilaian… terlepas dari segala kekuranganmu yang tak kuketahui… namun bagiku engkau sempurna… wanita seperti engkaulah yang selama ini aku damba… wanita seperti engkaulah yang mengisi asa dan imaji… wanita seperti engkaulah yang selalu aku impikan…
Namun Rab Ne Bana Di Jodi… Tuhan telah menciptakan pasangan masing-masing orang… sebuah ketetapan yang tak akan pernah bisa diubah… meski telah kuungkapkan bahwa suatu saat aku ingin berdampingan denganmu di pelaminan… bukan berarti jaminan impian jadi kenyataan… meski telah kau katakan bahwa kau memiliki pegangan sendiri dan tak memungkinkan bersamaku… namun semua masih bisa berubah seiring berjalannya waktu… ya… semua masih berupa misteri, bagimu maupun bagiku… aku tak tahu siapa pasanganku nanti, begitu pula dirimu… kita bisa saja bersatu… namun mungkin pula kita tak mendapat restu…
Karena itu… yaara mein kya karun?? What should I do?? Que faire?? Apa yang harus kulakukan?? Aku hanya bisa berusaha untuk memperbaiki diriku… diriku yang sekarang sangatlah tak pantas untuk berada di sampingmu… itu ikrarku yang pernah kuungkapkan kepadamu… dan aku akan berusaha untuk memenuhi hal itu… terlepas dengan apapun hasil yang akan kudapati nanti… karena itu biarkan rasa ini kusimpan dan kusemai dalam hati… sampai Sang Pemilik Hati menunjukkan jalan dan tujuan… ke mana dia akan berlabuh.. kepadamu.. atau kepada lain hati… biarlah… biarlah Dia menumbuh suburkan cinta atau menghapusnya… biarkan Dia yang mengatur semua... aku hanya melakukan apa yang aku bisa..
Dan tahukah kau wahai Bidadari… aku akan sangat merindukanmu jika engkau memang akan benar-benar berkelana ke negeri sakura… namun tak akan kucegah meski kau ke ujung dunia sana… karena itu salah satu mimpi yang ingin kau genggam… aku hanya bisa mendoakan semoga engkau selalu dilimpahi segala kebaikan dan keberkahan oleh-Nya… dan aku juga akan menggapai citaku sendiri… kita gapai cita kita berdua yang sedikit banyak sama dan berbeda… semoga nanti di suatu waktu kita akan bertemu… berjumpa lagi… dalam bentuk keputusan terindah-Nya…
Amin…
Terima kasih ya Allah, engkau telah anugerahkan Bidadari yang begitu indah di dunia…

Aishiteru Hime-sama… Hinata Neesan… ;)